berbicara mengenai kelainan ginjal, masyarakat lebih akrab dengan
istilah batu ginjal dan gagal ginjal. Istilah ginjal bocor masih asing
di telinga awam. Tentu saja kondisi ini patut diwaspadai. Bingung cari
cara alami mengatasi Penyakit Ginjal Bocor? anda tak perlu bingung lagi karena saya akan memberikan
solusi paling efektif mengobati ginjal Bocor anda, yaitu dengan meminum
obat alami Xamthone plus, yang merupakan obat alami banyak khasiat dan sudah terbukti akan khasiat yang dimiliki
xamthone plus, dengan keistimewaan ratu buah yaitu kulit manggis yang menjadi bahan utama
obat Alami Xamthone plus.
Keluarnya protein
Menurut Dr. Tunggul D. Situmorang, Sp.PD, KGH, ahli ginjal dari RS
PGI Cikini, istilah ginjal bocor disebut sindrom nefrotik dalam dunia
kedokteran. Artinya, kumpulan gejala yang menyangkut kerja organ ginjal.
“Istilah ginjal bocor bukan berarti terdapat lubang pada ginjal,
sehingga menyebabkan kebocoran,” katanya.
Lalu, mengapa disebut ginjal bocor? “Ini untuk menggambarkan bocor
atau keluarnya protein (albumin) dari dalam tubuh melalui air kencing
(urin),” jawabnya.
Dalam keadaan normal, ginjal bekerja sebagai penyaring, sehingga
protein tidak bisa keluar dari tubuh. Jika tubuh banyak mengeluarkan
protein, otomatis kadar protein dalam tubuh pun menurun.
“Sifat albumin adalah menahan agar cairan tidak keluar dari pembuluh
darah. Ketika tubuh kekurangan albumin, cairan mudah merembes keluar
dari pembuluh darah, menyebabkan tubuh membengkak,” sebut Direktur RS
PGI Cikini ini.
Jika sudah demikian, tubuh akan melakukan penyesuaian karena
kekurangan albumin. Salah satunya dengan memecah lemak dari seluruh
tubuh, sehingga membuat kadar kolesterol naik.
“Jadi, gejala utama sindrom nefrotik atau ginjal bocor ini ada empat.
Keluarnya protein melalui urin, kekurangan kadar albumin, tubuh
bengkak, dan meningkatnya kadar kolesterol,” katanya.
Tubuh bengkak
Keluarnya protein melalui urin ini dikarenakan sifat membran
(lapisan) yang bekerja sebagai penyaring telah berubah. Yang perlu
diingat, sifatnya tidak melemah, hanya berubah karena suatu sebab.
Dr. Tunggul membagi penyebab berubahnya sifat lapisan penyaring
tersebut menjadi dua golongan besar. Yang pertama karena ada sesuatu di
organ ginjal. Kondisi ini disebut penyakit ginjal primer. Ini biasanya
disebabkan oleh infeksi.
Kedua, karena penyakit nonginjal, tetapi melibatkan organ ginjal.
“Misalnya, penyakit yang berkaitan dengan kekebalan tubuh seperti lupus,
diabetes, bahkan malaria pun bisa,” ucapnya.
Yang perlu ditekankan, lanjutnya, sindrom nefrotik ini berbeda dengan
gagal ginjal. Gagal ginjal berkaitan dengan fungsi ginjal, sedangkan
sindrom nefrotik berkaitan dengan saringan ginjal. “Bisa saja seseorang
mengalami sindrom nefrotik, tetapi fungsi ginjalnya masih normal. Meski
demikian, gagal ginjal dapat berpengaruh terhadap penanganan sindrom
nefrotik,” papar Dr. Tunggul.
Untuk menentukan apakah seseorang mengalami ginjal bocor, dapat
diketahui melalui tes labotarium. Hal ini diperlukan untuk menegakkan
diagnosis. Salah satu gejala ginjal bocor adalah membengkaknya tubuh.
Meski begitu, tubuh bengkak belum tentu disebabkan oleh ginjal bocor.
Diagnosis awal paling mudah dilakukan melalui tes urin. Jika terdapat
kadar protein yang tinggi dalam urin, perlu dilakukan penanganan
lanjutan..
Obati penyebabnya
Penanganan masalah ginjal bocor sebenarnya cukup sederhana. “Obati
saja penyebabnya. Jika disebabkan oleh masalah kekebalan tubuh,
perbaiki kekebalan tubuhnya. Jika disebabkan infeksi, obati
infeksinya. Dan jika disebabkan oleh penyakit gula, perbaiki kadar
gulanya,” ungkapnya.
Adapun tindakan penunjang yang dapat dilakukan antara lain dengan
membuang kelebihan cairan dalam tubuh pasien. Bisa juga dengan memberi
obat penurun kolesterol jika kadar kolesterol sudah jauh melebihi batas
normal.
Masalahnya, dijelaskan Dr. Tunggul, kadang sindrom nefrotik yang
disebabkan penyakit gula baru diketahui ketika sudah memasuki tahap
lanjut. Jadi, andai penyakit gulanya dapat diobati, kemungkinan ginjal
tetap rusak sangat besar. Hal ini juga yang memengaruhi kesembuhan
pasien.
Ia juga menjelaskan, bisa terjadi kasus pasien dengan gejala yang
sama, tetapi penyebabnya beda. Penyebab berbeda ini yang membuat mengapa
pasien A bisa sembuh total, sedangkan pasien B hanya sembuh sebagian,
atau bahkan tidak sembuh sama sekali.
Karena itu, Dr. Tunggul berpesan, lebih baik mencegah penyakit
daripada mengobatinya. “Caranya bisa dengan membatasi asupan gula. Meski
saat ini asupan gula tidak berpengaruh langsung ke ginjal, jika sudah
kena diabetes nantinya bisa menghambat proses penyembuhan kalau terkena
sindrom nefrotik,” ujarnya.
Bila Dialami Ibu Hamil
Perempuan yang sedang hamil juga bisa terkena ginjal bocor. Sindrom
nefrotik ini bisa terjadi karena banyak hal. Ada kasus seorang ibu hamil
mengalami keguguran akibat sindrom nefrotik.
Menanggapi hal tersebut, Dr. Tunggul D. Situmorang, Sp.PD, KGH, ahli
ginjal dari RS PGI Cikini, Jakarta, menyatakan bahwa penderita sindroma
nefrotik akan mengalami kekurangan kadar protein dalam tubuhnya.
“Secara logis, pada orang yang tidak hamil saja hal tersebut bisa
merugikan tubuh. Apalagi pada orang hamil yang butuh nutrisi dan protein
dalam jumlah banyak? Jika ibu hamil kekurangan protein, otomatis asupan
nutrisi ke janin berkurang. Maka itu, risiko keguguran sangat besar,”
ujarnya.
Meski demikian, ia tidak sependapat jika sindrom nefrotik yang
menyebabkan keguguran janin. “Sebenarnya yang memicu keguguran adalah
penyakit penyebab sindrom nefrotik. Bukan sindrom nefrotiknya. Karena
ginjal bocor bukan penyakit, melainkan kondisi yang disebabkan oleh
berbagai penyakit atau hal lain,” sebut Dr. Tunggul.
Karena itu, ia menyarankan untuk mencari penyebab pasti dari sindrom
nefrotik tersebut. Sayangnya, gejala ginjal bocor ini seringkali
terlewatkan pada ibu hamil. Ini disebabkan oleh bertambahnya berat badan
wanita ketika mengandung. Jadi, salah satu gejala ginjal bocor, yaitu
tubuh membengkak, sering tidak diperhatikan.
Sejumlah Gejala Penyerta
Selain empat gejala utama berupa bocornya protein lewat urin,
kekurangan kadar protein dalam tubuh, badan bengkak, dan meningkatnya
kadar kolesterol, masih ada beberapa gejala yang bisa menyertai sindrom
nefrotik. Ini dikarenakan penyebabnya yang beragam dan bisa merembet ke
bagian tubuh lain.
Gejala-gejala tersebut antara lain:
• Nafsu makan berkurang.
• Massa otot menyusut.
• Air kencing (urin) berbusa.
• Sesak napas akibat penimbunan cairan di rongga sekitar paru-paru.
• Lutut dan kantong zakar (pada pria) membengkak.
• Pada anak bisa terjadi penurunan tekanan darah ketika sedang berdiri. Tekanan darah penderita bisa rendah ataupun tinggi.
• Volume urin berkurang.
• Kekurangan nutrisi akibat hilangnya zat gizi, sehingga pertumbuhan bisa terhambat.
• Terjadi peradangan pada lapisan perut. Ini karena adanya infeksi di
daerah perut. Infeksi ini diduga karena berkurangnya pembentukan
antibodi atau hilangnya antibodi yang keluar bersama urin.